Makanan Penyebab Kanker yang Perlu Dihindari
Suherni Sulaeman
- detikHealth
Senin, 27/02/2017 07:32 WIB
Foto:
thinkstock
Berita Lainnya
· Tak Diet Ketat! Ini Rahasia Tubuh Fit dan Langsing Jennifer Lawrence
· Makan 'Seporsi' Bukan Berarti Sampai Kenyang, Hati-hati Kelebihan
· Studi Ungkap Hobi Makan Daging Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes
· Pakar Buktikan Manfaat Diet yang Mirip Puasa Senin-Kamis
· Tak Fokus, Makan Siang Sambil Nonton YouTube Bisa Bikin Gemuk
Jakarta, Jika
kita ingin mengurangi faktor risiko terhadap penyebaran penyakit kanker, tentu
kita harus perhatikan asupan yang masuk ke dalam tubuh kita.
Menurut ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SppD, K-HOM, makanan seperti fast food, minyak untuk menggorengnya idealnya digunakan hanya dua kali. Apabila minyak goreng tersebut dipakai sampai berhari-hari maka minyak goreng tersebut akan berubah menjadi bahan yang berbahaya dan merusak sel tubuh.
Baca juga: Agar Tak Ganggu Kesehatan, Perhatikan Hal Ini Saat Memanggang Masakan
"Apa sih jeleknya fast food, yang pertama menjadi kita kebanyakan makan, tapi yang kedua minyak gorengnya itu. Karena minyak goreng itu harusnya hanya dipakai dua kali, ini dua hari. Ini yang menjadi bahan-bahan oksidan, ada yang ke jantung, ada yang ke sel kanker," imbuh Prof Aru saat Konferensi Pers YKI Family Funwalk 2017 bersama Wardah Cosmetics dalam memperingati Hari Kanker Sedunia yang bertema 'We Can. I Can' baru-baru ini.
Demikian juga dengan kentang goreng atau populer disebut french fries tentu dinilai mempunyai selera tersendiri bagi para penggemarnya. Namun jika digoreng pada suhu sangat tinggi dan dalam waktu yang lama akan sangat berbahaya, karena selama prosesnya muncul zat akrilamida, agen karsinogen atau pemicu kanker.
Begitu juga daging merah, misalnya daging sapi, yang diolah dengan cara dibakar lalu muncul bagian yang gosong lebih memicu munculnya risiko kanker jika dibandingkan dengan daging putih seperti ikan atau daging ayam.
Baca juga: Timun Bisa 'Netralkan' Risiko Kanker dari Makanan Gosong?
Semua ini memang tidak bisa kita hindari. Kata Prof Aru, apabila ditemukan ciri-ciri seperti berat badan turun drastis, ada benjolan yang tak hilang-hilang dan tak timbul rasa sakit, rasa lemas yang berlebihan karena anemia, rasa sakit yang tidak hilang di suatu tempat tubuh tertentu, serta pendarahan pada tempat yang lazim tapi waktunya tidak lazim sebaiknya lakukan deteksi awal yang dapat meningkatkan efektivitas penanganan potensi kanker.
"Semakin tinggi stadiumnya, semakin sulit diobati, semakin sulit disembuhkan, dan semakin pendek harapan untuk hidup," tandas Prof Aru.
Menurut ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SppD, K-HOM, makanan seperti fast food, minyak untuk menggorengnya idealnya digunakan hanya dua kali. Apabila minyak goreng tersebut dipakai sampai berhari-hari maka minyak goreng tersebut akan berubah menjadi bahan yang berbahaya dan merusak sel tubuh.
Baca juga: Agar Tak Ganggu Kesehatan, Perhatikan Hal Ini Saat Memanggang Masakan
"Apa sih jeleknya fast food, yang pertama menjadi kita kebanyakan makan, tapi yang kedua minyak gorengnya itu. Karena minyak goreng itu harusnya hanya dipakai dua kali, ini dua hari. Ini yang menjadi bahan-bahan oksidan, ada yang ke jantung, ada yang ke sel kanker," imbuh Prof Aru saat Konferensi Pers YKI Family Funwalk 2017 bersama Wardah Cosmetics dalam memperingati Hari Kanker Sedunia yang bertema 'We Can. I Can' baru-baru ini.
Demikian juga dengan kentang goreng atau populer disebut french fries tentu dinilai mempunyai selera tersendiri bagi para penggemarnya. Namun jika digoreng pada suhu sangat tinggi dan dalam waktu yang lama akan sangat berbahaya, karena selama prosesnya muncul zat akrilamida, agen karsinogen atau pemicu kanker.
Begitu juga daging merah, misalnya daging sapi, yang diolah dengan cara dibakar lalu muncul bagian yang gosong lebih memicu munculnya risiko kanker jika dibandingkan dengan daging putih seperti ikan atau daging ayam.
Baca juga: Timun Bisa 'Netralkan' Risiko Kanker dari Makanan Gosong?
Semua ini memang tidak bisa kita hindari. Kata Prof Aru, apabila ditemukan ciri-ciri seperti berat badan turun drastis, ada benjolan yang tak hilang-hilang dan tak timbul rasa sakit, rasa lemas yang berlebihan karena anemia, rasa sakit yang tidak hilang di suatu tempat tubuh tertentu, serta pendarahan pada tempat yang lazim tapi waktunya tidak lazim sebaiknya lakukan deteksi awal yang dapat meningkatkan efektivitas penanganan potensi kanker.
"Semakin tinggi stadiumnya, semakin sulit diobati, semakin sulit disembuhkan, dan semakin pendek harapan untuk hidup," tandas Prof Aru.
Akademi
Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta. AKBIDUK Jogja. Pendaftaran PMB Akbid. AKBID
Kebidanan. Mau jadi Bidan Profesional dan handal kunjungi : www.akbiduk.ac.id
Akbid di Jogja Akbid Ummi Khasanah
Yogyakarta.